The Last Girls Standing
Pernahkah kamu merasa butuh dihibur padahal kamu barusaja pulang dari tempat hiburan?
Atau masih mencari ketenangan padahal kamu barusaja mengambil waktu untuk beristirahat dari keriwehan?
Sederhananya, kamu berusaha menyembuhkan dirimu.. jiwamu... pikiranmu, namun setelah itu--bukannya sembuh, kamu malah masih butuh disembuhkan.
Pernah?
Hari ini aku mengalami hal itu.
Setelah berbulan-bulan aku bekerja keras untuk masa depanku, membereskan masalah orang lain, membantu orang-orang tersayangku melewati deadline dengan men-dead-kan line-ku sendiri.. aku merasa ada yang tidak beres dengan diriku.
Kalau sekedar letih raga, bisa disembuhkan dengan berolahraga atau beristirahat saja. Tapi, setelah beristirahat yang cukup, makan teratur, dan sedikit berolahraga, perasaan letih itu masih juga kurasakan. Sepertinya rasa letih itu berasal dari jiwaku :")
Mau bilang sakit, orang-orang ga akan percaya.. toh dari luar aku terlihat baik-baik saja. Tapi pikiranku kacau. Hatiku berat. Mood-ku berantakan.
Tugas-tugas kantorku banyak, tapi tidak kukerjakan. Entah karena malas atau aku sedang bingung "kerjaan" mana yang harus aku dahulukan.
"Mungkin aku butuh hiburan" pikirku.
Lalu, semesta seolah mengiyakan pikiranku. Tiba-tiba kudapati pesan whatsapp dari teman lamaku. Mereka mengajakku menonton Spider Man, film yang beberapa hari ini ramai diperbincangkan orang-orang di twitter. Ajakan mereka pun ku-iya-kan :)
Namun sebenarnya aku ragu. Mereka, teman lamaku ini.. ada beberapa hal dari kebiasaannya sulit kuterima dan kuselaraskan dengan kebiasaanku. Dahulu memang kami sangat akrab. Seiring berjalannya waktu, aku yang kolot ini perlahan mulai kesulitan menyesuaikan diri dengan mereka yang sudah modern. Gaya hidupku masih sangat kampungan dibanding gaya hidup mereka yang memang sedari remaja sudah dibentuk sempurna oleh kota metropolitan.
Entah mengapa keraguan itu terus bersandar di pundakku. Aku masih merasa enggan untuk pergi namun sudah terlanjur kuiyakan.
Pagi tadi, aku bersiap untuk memenuhi janjiku bersama mereka. Meski keraguan masih ada, aku tetap pergi. Karena, pagi tadi aku harus berdebat kecil dengan ibu yang marah-marah padaku. Entah mengapa hari ini aku begitu sensitif hingga tidak mampu menahan airmataku. Aku menangis sambil memakai sneakers putih pemberian dari ibu. Sudah kucoba untuk menghentikan tangisan ini tapi airmataku terus saja berjatuhan melunturkan make up ku :") namun tangisan itu pula yang mendorongku untuk tetap pergi bersama temanku.
Di dalam bioskop, kepalaku terasa pusing. Beberapa adegan di film itu yang sebenarnya biasa saja, bagiku sedih. Seperti ketika Michele Jones meminta Peter Parker berjanji untuk menemuinya lagi dan menjelaskan semuanya pasca pembacaan mantra untuk melupakan siapa itu Spider Man. Atau scene ketika Peter Parker 1 dan 2 yang menghilang karena sudah waktunya kembali ke space nya masing-masing. Beberapa scene itu membuatku menangis. Aku tau, tangisku di dalam bioskop tadi ialah karena aku merasa bersalah pada ibu.
Selepas menonton film, kami berkeliling mencari apa yang kami sukai. Masuk ke store satu dan berpindah ke store lain. Membeli barang-barang lucu, menghabiskan uang, dan bersenang-senang. Hingga pukul 20.00 WIB kami pulang ke rumah masing-masing.
Kurebahkan tubuhku di tempat tidur. Kurenungkan apa yang sudah kulewati hari ini. Semuanya adalah kegiatan menghibur diri. Kalo istilah anak-anak jaman now sih: "me time". Tapi, apa yang kulalui hari ini sama sekali tidak mengurangi rasa penat dan kesal dalam diriku. Rasa itu masih ada.
Airmataku pun kembali terjatuh. Kali ini membuat kepala sebelah kananku cenat cenut. Adu argumen sama ibu tadi pagi masih menjadi beban pikiranku. Padahal sejak sepulangnya aku dari bermain tadi, ibu sudah berusaha mencairkan suasana. Ibu menanyakan: apakah aku senang pergi bersama temanku tadi? Aku menjawab seadanya saja karena begitu canggung untuk bersikap seolah melupakan kejadian tadi pagi. Aku memang salah. Aku tidak bisa menyembunyikan perasaanku ini. Aku tidak marah pada ibu, tapi aku juga tidak bisa terus tersenyum di depan ibu.
-----------
/edited://
Malam itu, seusai menangis.. kudapati pesan whatsApp dari mas YK. Pesan darinya sangat sederhana namun selalu cukup menghiburku. Cukup untuk membuat aku sejenak melupakan masalah yang sedang kuhadapi. Sayangnya, aku terlalu lelah sampai aku tidak ingat jam berapa aku tertidur :")
0 Comments:
Posting Komentar