Ini puisi, yang pernah kubaca.. dan aku ingin kau juga membacanya. Karena puisi ini berbeda :)
Istirahatlah Kakak-kakak
Ibuku tak bisa lagi berbangga hati
Aku tak lagi hafal
nama-nama menteri
Kita tak lagi punya waktu
membentuk empat puluh delapan partai
atau menebalkan judul-judul
di buku catatan
Sore itu kakakku bercerita dengan menggebu,
"Kita bisa tau semua info tentang Amien Rais!
Asal-usul, keluarganya, lewat internet!"
Aku jadi bisa ke Ottawa
hanya dengan asl pls
11, F, Bogor
Temanku pelan-pelan
menjadi empat belas inci
aku mulai belajar
cara tidak menyukai manusia
Banyak yang berlomba menjadi Rangga
membaca sastra
berwajah senga
milis-milis
dipenuhi ketukan pintu
para misionaris ateis
"Coba ambilkan kertas dan pulpen
buat aku merayumu
bukan dengan puisi
aku akan jelaskan teori relativitas."
Buku adalah gombalan baru
kenakalan baru
dan ideologi jadi puisi baru
bahan rayuan baru
Muda-mudi
mengisi kuota mengejar
kakak-kakak reinaissance
Mengisi pulsa
karena masih banyak
dedek-dedek
yang butuh dicerahkan
"Tapi anak muda sekarang manja-manja
nggak mau turun ke jalan
nggak kayak kita dulu
total!"
Istirahatlah, Kakak-kakak.
Karya: Farhanah
0 Comments:
Posting Komentar