Postingan ini harusnya di publikasikan kemaren (6/11), but I have something trouble. I was so sleepy and I didn't click "Publish" till I wake and got up. Hahahaaa.... so, can you think, can you consider today is as Nov 6th day?

Yup! Thankyou ^^ here's my story begins
Hari ini emang weird. Perasaan hatiku juga jungkir balik gegara latihan LTBBnya di depan kakak tingkat yang kece badai, yang aku taksir dari semester 2 kemaren (berkaitan dengan formulir BO Barokah, yang itu lohh *lupakan!). Mana kemaren juga difoto ama Junsu oppa pas latihan..

Ada lagi anak kelas yang sumveh geje gile--si Juki yang menampilkan jurus pencak silatnya. Si geje itu entah mau cari sensasi atau lagi menghibur diri? I don't understand.

Tadi pagi, pas kelas geometri... aku nerima lembar quiz1 yang hasilnya adalah bilangan prima sebut saja "p" dimana 31 < p < 41 *lol Waktu bu dosen ngasih balik lembar quiz1 itu ke aku, bu dosen nanya "Did I study, didn't I? You've got score A last semester, so why it can be?" Yaah, belajar aku kali ini emang kurang maksimal dan aku belum paham betul loh materinya. Bulan terakhir perkuliahan adalah November, tapi November sudah berlalu 6 hari, what should I do? Beberapa minggu lagi UAS memanggil.. and I must get score 100 in every exam biar KRS aku isinya cuma huruf A a.k.a bersih dari nilai B, C, D, dan seterusnya kebawah. Kabulkanlah Ya Allah ^_^ Oh iya! Tadi sempat took some pictures bareng anak kelas sebelum kuliah penjas (yang tugasnya LTBB ini lohh). But I was astonishment for this one, someone appeared in here photo. He is our captain of class and also LTBB for my group too named Suep.
Di foto yang satu ini ada orang yang pura-pura gak liat. Sabodo teuing atuh mah ^^

Yowess lah! Yang penting aku harus semangat ngejer ketertinggalan aku dalam belajar. Tidak peduli seberapa jahat orang lain terhadapku, seberapa sering mereka membohongi aku, dan bahkan seberapa genius mereka dibandingkan aku, aku tetap akan berjuang. Fighting!

Waktu itu ada tugas dari mata kuliah Perkembangan Peserta Didik, yaitu mengobservasi perbedaan karakter individu dan tingkah laku siswa selama pembelajaran Matematika. Untuk mengetahui karakter mereka, kami harus terjun langsung ke kelas dan berperan jadi guru. Butuh perjuangan besar buat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh pak Dosen Haris Kurniawan ini, hehee :D mulai dari memilih materi pelajaran buat diajarkan, bikin RPP dan kawankawannya, dan nyari sekolahan yang mau diajak mitra.

Honestly, nyari mitra itu adalah tugas yang paling berat buat kami. Mulai dari SMA Negeri 1 Kayuagung, SMA Negeri 1 Indralaya, SMA Negeri 4 Palembang, terus ke rencana baru-- SMA Negeri 1 Teluk Gelam, turun ke SMP Negeri 1 Indralaya, eh mau nyari SMP di Palembang (deket rumah Rini and Dimas), sampe mau ngeloby SMA yang katanya si Tini ada di Timbangan (KM32 Indralaya), dan semuanya ditolak!!

Untungnya kami ada si cantik Laili, anak yang pinter dan baik hati pula. You know kan, anak pinter itu diinget guru :)
Alhasil kami melaksanakan tugas kami di sekolahannya Laili yang guru-gurunya itu baiiiiiiiiiik banget (baca: sangat baik). Sekolahannya itu adalah "SMP Negeri 1 Tanjung Batu"

Here some photos we took at the moment:


(Ini Rini lagi mengajar ^_^)

(Ini mereka lagi ngeksis, hahaa)

(Sri ama Icha)

(Ini gue yang ngeksis, hahaa)

(Ini si cantik Quanita, geje sih, ngeblur soalnya)

(Ini Dimas lagi ngejelasin sesuatuk ke siswa)

(ki-ka: Laili, Sri, Nor a.k.a ane sendiri)

dan masih banyak lagi yang belum dipost. Oh yes, anggota kelompok kami itu orangnya kece-kece.. penasaran se-kece apa kami? kepoin aja kami di berbagai sosmed dengan mengetik nama:
Muhammad Dimas Virgiawan, Rini Hastuti, Ika Indri Priyana, Laili Barokah, Palantini, Quanita Dianti, Sri Marlini, dan Norma Oktika Rini.

till the next post...

I don't know 'till when I live in this world, oh Allah? But now I am 19 and 1 day-years old. A year where is a last year for me as a girl in 1-something years old. Thankyou so much, Allah, yesterday was my greatest celebrated day of birth.

Yesterday was also my first day to pass my birthday without my beloved family. Without mama, daddy, and my brotha-sista. I was in my lovely boarding house. Almost 3 months I have to live in there. Every night being a solitary night for me.

My classmates, my close friends, my longtime friends (friends of mine lah!) said "Happy birthday, and blablaa blaa *yaa, 'bout their wishes I must going to be". But not for someone. A man that his behavior affected me and change my life. That man, usually I call *Daewoong-ah*

Someday before, I had a bad communication between us. He did what I dislike thing. We are team in some classes of Math, but he didn't do anything to help me and other fellows of our tim, to finished our task--our task, baby!. Then I told him that I hate to be join in a team with him. He apologized and I forgiving.

I think the problem just clear. But why I feel Daewoong is keeping one's distance between us? Until my birthday, he didn't said something to me like last year. I am very sad. Daewoong-ah?! What happen with you? You are the one I've been waiting for. Even it's too late.

Daewoong-ah, I am sorry to made you sad. You are not the one to blame. I apologize. You are the one I love, although I know many girls do the same. I also know that you loved other girl that she's more beautiful than me. I've read your chatbox with every girl so I know it. Ya, yaa... you forgot to log out when you logged in of your facebook account at my daddy's laptop. Oh! our relationship is close, isn't this?

The day I pass without mama, daddy, brotha-sista, and you. No one the gift I got.

But I forgot something. I am not alone. Here, in my boarding house, I have a little family :) nearly 10 p.m on Oct 14th, 2014, they brought a sweets brownies with chocolate strawberry-bananas flavor into my room with beauty 19 number candles. My favorite one!!

There are Nuril, Tiwi, Sri, mbak Ai and her friend, the gang of Happy-birthday the series in Dinavilly :) All of you are I love more than ever. Thankyouso, honeeyyyy! You make my day be beautiful.

Here's some photo we took at the moment



'till the next post :)

I apologize.

Hari ini seseorang telah sukses membuatku menangis tanpa air mata (haa? Abaikan!). Mulai dari kelas geometri tadi pagi, aku dituduh nyontek. Yang jelas sekali dosennya tahu kalau aku tidak pernah nyontek. Yayaaa, bu dosen hanya ingin pengakuan dari temanku yang lembar jawaban quiznya *persis, sekali lagi, *persis dengan apa yang aku tulis di lembar jawabanku. Kelas geometri akhirnya selesai kulewati dengan cukup lega, karena aku memang terbukti tidak nyontek.

Yang lebih membuatku letih adalah KRS ku yg terlambat ditandatangani oleh bu dosen PA. Namun itupun ada alasan yang jelas mengapa aku terlambat konsultasi. Meski demikian, sayangnya aku tidak bisa menyampaikan alasan itu. Aku sempat disuruh minta izin Kaprodi, bolehkah KRSku ditandatangani?

God, I'm a helpless :'(

Dengan wajah memelas kasih, aku dapatkan tandatangan bu PA ku sayang namun bersyarat. Syarat tèrindah bagiku untuk hal yang sangat penting ini--yakkk, syaratnya adalah bikin surat perjanjian yang isinya sejenis janji gitu deh. *okesip, abaikan saja bagian ini.

Seseorang yang membuatku kesusahan seperti ini adalah aku. Aku. Dan aku. Aku menyesal dan aku merasa bodoh. I am foolish and lazygirl.

Masih ingat Junsu oppa gue? Kalo gue sih gak pernah lupa... wkwk

Jadi nih, gue mau nulis kisah memalukan yang gue alamin. Kemaren, iya hari minggu kemaren... gue lagi bikin soal soal matematika dan gue jawab sendiri (gila?). Karena kagak bosen bosen, gue keasyikan ampe gak nyadar kalo "saat itu adalah saat yang gue sebut besok beberapa saat sebelumnya" (baca: lewat tengah malem). Udah pukul 01.01 teng! Mata gue udah gak sanggup lagi melek. Akhirnya gue vutuskan tidur.

But! Sebelum tidur, gue gak lupa buat ngelakuin aktivitas rutin gue- ambil wudhu > baca doa > online bentar ampe ketiduran. Gue buka fesbuk, cuma 3 notif. Buka twitter, cuma nambah 2 new followers. Yaah! Gak seru.. akhirnya gue coba coba buka akun Line gue yang nyaris kagak pernah gue peduliin. Covernya aja gak ada -_-
Yaudin, gue lietliet kayaknya lumayan juga..

Dan saat gue baca kontak hape gue, ternyata gue nyimpen nomor hapenya bang Junsu alias Junsu oppa. Nomor hapenya ntuh dipake di Line juga. Fotonya bang Junsu cakep bangetboo. Dengan setengah sadar setengah tidur, gue klik obrolan ama ntuh abang. Dan gue rasanya udah tertidur sesaat. Tiba tiba ada segerombolan rayap amburadeul yang bangunin gue. Niatnya sih mau update status di sosmed gegara si rayap, tapi tanpa check before gue maen ketik aja dan langsung klik kirim. Termaya eh ternyata gue ngechat tuh abang. FYI yang gue ketik lebih dan kurangnya kayak gini: "Rayap, hein! Ganggu tidur yeoja cantik aja" plus stiker muka bete.

Rasa ngantuk berubah jadi cemas. Gue takut kalo ntuh abang jadi marah ke gue. Coba bayangin, tengah malem ada yang ngatain elu hein? Kesel kan pastinya. ...

Dan" menjelang jam makan siang, gue nemu ntuh abang lewat di depan gue pake baju ijo. Bikin sakit banget dada. What did I do? Gue cuma bisa nutup muka biar gak kelietan ama abang.

Bang Junsu, ini jodoh atau.... ?!

Sekarang tuh lagi masamasanya gue bete. Punya temen sekelas yang super menyebalkan, duh! Rasanya pengen gue bunuh tuh anak. Keliatan banget palsunya, tau gak! I can't stand to hear his voice, to seeing his face. Titik.

Tuh cowok udah nyenyes* belagu, sok bingitz, muka dua pula!!! Plus kaya cewek ribetnya. Mana suka kepedean. Kalo gue boleh teriak disini, udah gue teriakin dia: "woyy BANCI! Biasa aja keles"
Gue lagi diem aja dibilang cemberut. Mana sok caper lagi. Masalahnya, si bences ini suka caper pas ada orang yang gue suka :X

Hari ini.. ketika gue lagi pms, tuh bences (sebut saja Juki) nimbrung obrolan gue ama hilda. Yup! Si juki ini ngajak ngomong disaat gue lagi ngobrol. Benci banget tauk! Mana gue gak bisa nutupin kalo lagi sebel ama seseorang. Ya gue jawab aja "terserah!!". Eh gak taunya si juki malah balik marah ke gue, "ntar lo cepet tua"

Oke cukup

Mari kita bersyukur, terus bersyukur dan selalu bersyukur!

Kisah ini mungkin menjadi sebuah motivasi bagi sebagian yang membacanya* (siapa yang baca? blog saya gak ada pengikut kalee -___-)
Dan kisah ini insya Allah tidak akan saya lupakan. Kisah ini membawa saya sebagai pemerannya.

***
Pagi-pagi syekalee mata saya sudah terbuka, terjaga dari tidur yang singkat. Sekitar pukul 03 dinihari. Tapi, yaaa hanya terbuka dan lekas terpejam lagi. Kemalasan itu masih melekat dipundak saya. Akibatnya saya harus menanggung deritanya.

Derita pertama
Saya sarapan dengan tergesa-gesa, melupakan minum susu, bahkan minum air putih pun hanya setengah gelas. Yang menderita siapa? Ya saya! Tubuh saya terzholimi.

Derita lain
Terlambat setengah jam dari biasanya, saya berangkat ke kampus pada pukul 06.35 naik minibus atau sebut sajalah travel. Dan disinilah cerita itu berawal.....

Sekitar sepuluh menit kemudian, naiklah seorang wanita dengan almamater kuningnya ke travel yang saya tumpangi itu. Ternyata wanita ini adalah teman SMA saya yang namanya saya lupa. Sebut saja dia Cumi. Si Cumi ini duduk dibelakang saya. Meskipun saya lupa namanya, tapi keramahan saya tidak pernah hilang. Saya tegur si Cumi ini dengan panggilan yang sok akrab-- "beib" tak lupa emotikon munyung dan #matangedipsebelah andalan saya. Tentu saja si Cumi ini senang, karena dipikirnya saya gak melupakannya. Sedikit basa-basi yang basi banget mengawali perbincangan kami. Lama-lama suasana semakin basi, hingga muka asem yang muncul *karena basi. Kami pun saling diam. Lima belas kilometer kemudian, naik pula seorang wanita yang tampaknya seumuran saya dan Cumi. Tujuan kami pun sama-- kampus. Wanita ini, Yuka (sebut saja begitu) terlihat seperti tergesa-gesa. Si Yuka duduk tepat di sebelah saya. Cantik, putih, kemayu, dan *gedebuk!! You know what is gedebuk? Gedebuk itu bentuk badan yang semohay namun sedikit gendut. Si Yuka dan Cumi sama-sama gedebuknya. Sangat jauh berbeda dengan postur saya yang lurus memanjang dan tak berlekuk *hiks

Selama perjalanan perut saya merengek! Saya lapar lagi. Ini mungkin efek dari sarapan yang tak sempurna tadi. Saya terus mengeluh dan mengeluh dalam hati. Bahkan sesekali saya nahan kent*t, rasanya itu aduhay syalala!

Kira-kira 40 menit lagi kami sampai ke kampus. Sementara jam sudah menunjukkan angka yang fantastis! 07.45 a.m. sementara saya (dan mungkin Yuka juga) masuk kelas pukul 08 tepat. Dan yang lebih memanaskan hati saya adalah bahwa hari ini saya ada kuis yang dosennya amboy galak. Beberapa menit kemudian naiklah sepasang suami-istri dengan tujuan Kota Palembang. Namun, mereka berdua menginginkan untuk duduk di bangku yang saya dan Yuka duduki tadi. Saya sih enjoy aja, saya kan anak yang baik hati, suka menolong *ups! Tapi nampaknya si Yuka tidak mau menukar bangkunya. Si Yuka tidak manu pindah duduk. Tetapi melihat saya sudah pindah bangku, Yuka pun ikut pindah dengan berat hati. Kini saya dan Yuka duduk dibelakang, tepatnya disebelah Cumi. Bangku belakang ternyata lebih pendek dan sempit. Kami bertiga bagaikan bayi kembar siam, menempel sangat dekat. Kami bertiga bagaikan Hotgog yang yummi :P dengan Yuka dan Cumi sebagai roti, saya sebagai sosisnya. Si kuyus diapit dua gedebuk. Yang paling menderita nampaknya adalah saya.

Karena dongkol, si Yuka ini meneteskan airmata. Pliss Yuka, udah gede kalee! Beberapa kali Yuka menghisap kembali lendir bening yang mengalir dari hidungnya (baca:ing*s). Si Cumi juga ikut-ikutan nangis. Tapi tangisan Cumi ini beda, nampaknya Cumi nangis bukan karena Yuka nangis, tapi karena si Cumi ini kurang sehat badan. Itu dibuktikan beberapa saat kemudian, si Cumi muntah di dalam asoy kresek. Kini, kedua roti gedebuk yang mengapit sosis menangis. Sosis pun hanya terdiam.

Mendengar hisapan hidung yang fantastis dari kedua roti di bangku belakang membuat kedua pasang suami istri yang menempati bangku kami sebelumnya penasaran. Si suaminya itu memutar kepalanya sekitar 87 derajat ke kiri dan ke kanan. Dan betapa terkejutnya sosis, eh saya, ternyata bapak itu buta. Ia tak punya mata.

Saya sering mendengar bahkan terbaca sebuah pernyataan bahwa "orang yang buta mata itu tidak buta hati, penglihatannya pindah ke hati, merasakan sesuatu dengan hati." Mengingat kalimat itu saya menebak-nebak isi hati bapak itu, mengapa ia memutarkan kepalanya sekitar 87 derajat? itu pasti karena ia merasa bersalah. Ia mungkin mengira bahwa si Yuka menangis karena ia dan istrinya duduk di bangku saya dan Yuka duduki tadi.

Perasaan saya jadi berubah seketika. Keluhan-keluhan saya tadi seolah-olah runtuh. Saya rasanya ingin marah dengan Yuka yang tidak berhenti menghisap ing*snya. Saya paham, si Yuka ini mungkin gelisah karena udah telat. Dari awal dia sudah tergesa-gesa. Tapi meskipun begitu, kita ridak bisa menyalahkan siapa-siapa. Toh itu juga kesalahan kita sendiri. Kalo gak mau telat ya berangkat ke kampus lebih pagi dong! Dan lagipula, menangis tidak menyelesaikan masalah. Justru menambah masalah, karena sudah membuat bapak yang buta itu merasa bersalah, padahal ia tidak bersalah *imo

Segala sesuatu harus kita pasrahkan dengan Allah Swt. kejadian baik ataupun buruk, itu semua atas izin Allah.

Dan, melihat kondisi bapak itu, saya sangat bersyukur dan sadar bahwa Allah memberikan kekurangan yang bergandengan dengan kelebihan. Jika kamu merasa dirimu banyak kekurangan, maka yakinlah pasti banyak pula kelebihan yang diberikan Allah pada dirimu. Jangan pernah bersedih dengan ketidaksempurnaanmu dan bersyukurlah :)

Tak ingat lagi kapan terakhir kali aku mencium tangannya. Iyek, begitu kami memanggilnya, ayah dari ayahku ini adalah mantan chotib di desa kelahiranku. Rasanya sudah lama sekali aku tidak bertemu dengannya.

Masih terbayang aku pada kejadian sembilan tahun yang lalu, ketika itu aku kelas 4 SD. Aku kembali meraih juara 1 kelas, iyek mencium pipiku dengan penuh bangga dan sayang.

Begitu cepat tahun berlalu. Akupun terlalu sibuk dengan urusan sekolahku-- mengejar cita-cita. Semakin hari aku jarang mengunjungi iyekku di kampung. Ajakan dari orangtuaku pun sering aku tolak, karena banyaknya tugas sekolah atau dengan alasan lain. Semakin bertambahnya usiaku, semakin jarang pula aku menemui kakekku satu-satunya di dunia ini (Ayah dari ibuku sudah dulu dipanggil Allah Swt.).

Kini usiaku sudah semakin bertambah, pun dengan iyek. Iyek sudah sangat tua. Dan kemarin lusa (10/2) Allah memanggilnya. Iyek sudah tutup usia. Tak tahu berapa banyak air mata ini terjatuh. "Iyek, begitu cepatkah engkau pergi? Bahkan aku belum sempat melihatmu lagi. Andai waktu dapat kuulang kembali, aku takkan membiarkanmu pergi sebelum aku memelukmu untuk yang terakhir kali."

Kini, yang tersisa hanyalah fotomu- yang masih bisa kulihat dikala aku rindu. Yaa seperti saat ini, aku rindu denganmu.

Air mata ini terus saja mengalir, sekalipun aku tau tak ada gunanya aku menangis. Yang ada penyesalanku terus bertambah. Iyek, aku tau ini sudah digariskan oleh-Nya. Disinilah akhir hidupmu di dunia. Dan aku percaya, rencana Allah selalu indah. Iyek, meskipun aku menangis melepas kepergianmu, namun aku bahagia karena engkau telah menemui-Nya. Dan seolah aku merasa, nyek tersenyum karena dapat berjumpa denganmu lagi :')

Selamat jalan, iyek... semoga tenang :)
Sayaaaaaaaang iyek-nyek :*

Hati-hati menjaga hati!
(Jan'29)