Oh! Judulnya Itu, Haha
Kayuagung, 22.51, hujan 25°C.
Konon ini adalah malam halloween 🎃 yaaah, meskipun aku tidak peduli itu :)
Sedetikpun aku belum tertidur malam ini. Entah mengapa otakku enggan beristirahat dan begitu semangat mengajakku mengingat kenangan masa lalu.
29 Oktober 2020, ada agenda rapat sekaligus family gathering seluruh karyawan di tempatku bekerja--di alam terbuka. Lokasinya sekitar 30KM dari pusat kota. Lumayan bisa melepas penat setelah berbulan-bulan kerja, hehe (terima kasih pakbos). Sambil mencoba pancing milik ustadz Fauzi di kolam ikan buatan yang luasnya sekitar 200 meter persegi, kami mendengarkan musik. Ah, barangkali part Peradaban Close to Nature mesti aku ceritakan di post khusus ya, hehe.
Singkat cerita, sembari memancing kami mendengarkan musik yang diputar dengan mini bluetooth speaker (yang lagi-lagi milik ustadz Fauzi). Sumber musiknya dari YouTube di HP ku :)
Banyak lagu yang di-play, dan tiba-tiba terdengar lirik lagu yang tidak asing bagiku. Hippocampus ku pun setuju. Sebait lirik yang ku dengar, "...dan walau jarak ini memisahkan kita....", memori tentang lagu itu perlahan-lahan semakin menguat dan aku ingat semuanya. Tentang dosa yang aku lakukan saat masih di awal kepala dua.
Pancing masih kupegang erat di tanganku. Khawatir kalau-kalau ada ikan yang menyambet umpan, dak pancingnya tidak kupegang dengan benar, bisa-pisa pancingnya nyebur ke kolam :D gosh, itu pancing kan punya orang! Wkwk
Lirik lagu itu, aku ingat semuanya 🤧 aku sedikit senang karena aku sempat melupakan lirik lagu yang pernah aku rindukan itu. Iya, "pernah", it was!
Wanna know more? Here's the flashback!
Akhir 2017.
Dimana saat-saat aku sedang hectic mempersiapkan sidang skripsi, seringkali aku tidak sempat masak makan malam. Alhamdulillah saat itu ada mahasiswa kreatif dan baik hati yang membuka jasa antar jemput, beliin makan, fotokopiin juga bisa hehe. Namanya Ojek Kampus. Platformnya bukan seperti aplikasi berbasis android yang canggih itu ya. Mereka hanya menggunakan LINE. Aku dan teman-teman kosku sangat terbantu karena adanya mereka. Kami sering memesan makan malam melalui fitur chat ke akun Line Ojek Kampus.
Karena saking seringnya order makanan, para drivernya kadang udah hapal gitu sama apa yang sering aku pesan, yang paling sering sih SEBLAK F2 SERUMPUN pake topping udang hehe. Dan tak jarang dari mereka add friend di akun Line ku. Mungkin biar bisa mempermudah proses pemesanan kedepannya kali ya :D
Terus nih, suatu hari ada yang add Lineku. Kalo dari foto profilnya sih, dia anak mechanical engineering. Pake seragam ijo army yang keren itu loh, haha. Nama pemilik akunnya panjang, 4 kata. Tapi disini, sebut saja dia B.
Friend request dari B ini sempat ku abaikan, karena aku merasa tidak penting untuk accept his request ya. Lagipula, saat itu ada cukup banyak friend request semacam itu. Entah mengapa beberapa hari kemudian kubuka line dan langsung menerima semua friend request yang masuk saat itu. Aku tidak ingat detailnya. Yang jelas, tiba-tiba ada chat masuk. Dan inilah perjalanan dosa itu dimulai.
B: "Assalamualaikum, hi. Aku B. Anak mesin 20xx."
A: "Waalaikumussalam."
B: "Salam kenal ya :) panggil apa nih? Hehe"
Itulah awalmula percakapan kami. Aku yang awalnya cuek dan illfeel setiap ada chat darinya, lama-lama merasa terhibur. Setiap hari dia tidak pernah absen untuk selalu mengirim lelucon, menanyakan kabar, atau kadang bercerita. Lama-lama dia sudah berani voice dan video call. Mengajak jogging di kampus, mengerjakan tugas bareng di perpus, makan di kantin favoritnya, dan lain-lain.
Dia anak band. Dia bilang, sejak SMA dia sudah sering manggung. Suatu malam dia menelponku, kemudian bermain gitar sambil bernyanyi. Suaranya bagus juga :D Selain main gitar dan menyanyi, dia juga bisa main drum. Dia sering mengirimkan file rekaman saat dia bernyanyi. Dan file itu sering aku dengarkan sambil beberes rumah. Bulan berlalu, kami menjadi semakin dekat dan saling membutuhkan.
Selepas wisuda, aku tidak tinggal di kos lagi. Dan kami tidak pernah bertemu lagi. Lalu kemudian dia mengirimkan satu file lagu. Lagu yang menggambarkan sebuah hubungan jarak jauh. Kupikir lagu itu adalah ciptaannya untuk hubungan kami, agar aku selalu bersabar dan kuat meskipun sedang LDR. Sayangnya, aku tidak sekuat itu. LDR membuatku selalu curigaan dan akhirnya aku menyerah.
Kami berpisah. Diakhir perpisahan itu, lagi-lagi dia mengirimkan voice note yang berisi lagu. Cinta tak Bersyarat dari Element. Dan aku berusaha keras untuk melupakannya sejak saat itu. Kuhapus semua foto, video, riwayat chat, dan seluruh lagu yang dikirimkannya. Bunga-bunga yang sudah kering pemberian darinya pun ikut hangus. Kulenyapkan semua. Agar aku tak lagi mengingatnya.
Beberapa bulan berlalu, otakku sesekali menyanyikan lagu ciptaannya untuk kami kala itu. Namun perlahan aku melupakan kata demi kata dari setiap lirik lagunya. Dan dalam hitungan tahun, aku benar-benar melupakan lagu itu.
Flashback end!
Di kolam pemancingan kemarin, tiba-tiba otomatis terplay sebuah lagu yang membuatku mengingat B. Ya, itu lagu yang dinyanyikannya untukku. Lagu yang awalnya kukira adalah ciptaannya :D Beruntungnya HP ku yang digunakan untuk play lagu sepanjang kegiatan memancing disana, sehingga aku bisa melihat riwayatnya saat aku sudah di rumah, dan jadi tahu lagu apa itu.
Judulnya: JARAK DAN KITA (DHYO HAW).
Teringatlah semua kenangan bersamanya. Meski dulu aku menyesal berpisah dengannya, takut terlupakan olehnya, kini aku merasa biasa saja. Dan, kalaupun diberi kesempatan untuk kembali lagi, jujur saja aku tak ingin.
p.s: aku tertidur, dan post ini terkirim esok paginya :)
0 Comments:
Posting Komentar