Red-Yellow |
Siapa yang tidak geli melihat tingkah laku konyol Red dan Yellow dalam film animasi buatan Korea, Larva? Sangat lucu dan menggemaskan, bukan? Kedua sahabat ini memang mengundang tawa siapa saja yang melihatnya. Ya, film Larva adalah satu dari sekian banyak contoh film kartun bisu yang saat ini sedang populer di Indonesia. Penggemar film kartun pada umumnya adalah anak-anak, namun tidak menutup kemungkinan orang dewasa untuk ikut menontonnya. Bicara tentang kartun bisu, ternyata banyak sekali dampak bagi anak-anak yang menontonnya. Salah satunya adalah menghambat kemampuan berbicara anak usia 1 – 2 tahun.
Anak berusia di bawah lima tahun sedang mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan. Oleh karena itu, mereka perlu diperhatikan dan dibimbing agar tidak salah tumbuh-kembangnya. Pada usia inilah kebanyakan anak menghabiskan waktu mereka dengan menonton tayangan yang paling digemari, “film kartun”. Hampir setiap stasiun televisi, baik lokal maupun nasional menanyangkan film kartun, termasuk kartun bisu. Kebanyakan menonton kartun bisu dapat membuat anak enggan berbicara. Mengapa tidak? Usia anak di bawah lima tahun adalah usia dimana anak sering meniru kebiasaan yang mereka lihat (sikap differed-imitation) dan akan berakibat fatal apabila yang mereka tirukan itu adalah kebiasaan buruk.
Perkembangan kecerdasan anak juga sangat berpengaruh pada usia 1 – 5 tahun ini. Pada usia ini anak memerlukan pengembangan kemampuan berbicara, berbahasa serta penggunaan kata-kata yang efektif. Dalam hal ini, media yang dibutuhkan bukanlah kartun bisu.
Selain beresiko membuat anak enggan berbicara, dampak menonton kartun bisu oleh anak di bawah lima tahun juga berpengaruh kepada sikap atau perilaku mereka ketika sudah menginjak bangku sekolah. Sebenarnya bukan hanya kartun bisu, akan tetapi segala jenis tayangan televisi yang mereka tonton juga membawa dampak bagi sikap atau perilaku anak. Kebiasaan menonton televisi saat usia dini tampaknya sulit untuk dihilangkan ketika mereka sudah sekolah. Menghabiskan waktu berjam-jam di depan televisi dapat membuat mereka malas untuk belajar dan membaca. Padahal usia sekolah seperti itulah diperlukan kesadaran anak akan pentingnya membaca.
Lalu tayangan seperti apakah yang sebaiknya mereka tonton?
Dewasa ini, terdapat banyak tayangan edukatif bagi anak usia di bawah lima tahun. Sebagai contoh, film kartun “Dora the Explorer” menurut saya sangat baik ditonton oleh anak usia pertumbuhan dan perkembangan. Dalam film ini seolah-olah terjadi interaksi atau percakapan antara tokoh utama (Dora) dan penontonnya. Dengan demikian, anak akan merasa bahwa mereka bukan hanya menonton tetapi juga berinteraksi langsung dengan tokoh film tersebut. Bukan hanya “Dora the Explorer”, banyak tayangan edukasi baik itu film kartun maupun tayangan lainnya yang dapat membantu perkembangan anak saat ini.
Pembaca sekalian, jangan pernah beranggapan bahwa film kartun adalah solusi meringankan tugas orang tua dalam mengasuh anak! Sebab banyak sekali pengaruh buruk bagi anak yang disebabkan dari menonton film kartun, terutama kartun bisu (meskipun tidak setiap film kartun membawa pengaruh buruk terhadap anak). Oleh karena itu, pengawasan orang tua dan keluarga sangat diperlukan. Berikan batasan waktu menonton serta pilihlah tayangan yang sebaiknya mereka tonton guna mencegah perubahan karakter buruk yang anak tirukan dari tontonan tersebut. Anak menonton televisi boleh saja, asalkan tayangan yang baik serta waktu yang optimal.
Norma Oktika Rini (06081181320021)
FKIP UNSRI – Pendidikan Matematika ‘13
[ditulis demi melengkapi tugas Bahasa Indonesia] :)
0 Comments:
Posting Komentar